Tentang (sedikit) Kebahagiaan



Pekanbaru hari ini sudah tak sama lagi.
Sejak 3 bulan belakangan ini, sudah tak pernah tampak lagi sinar matahari dan langit biru di langit Pekanbaru.
Semuanya berubah,
karena keserakahan dan kemurkaan Allah.
Ya aanggap saja begitu,
Karena tak ada satupun kejadian di dunia ini tanpa seizin Allah.

Pekanbaru kini persis seperti Forks di film Twil*ght
Kalau seandainya bangsa Vamipr itu memang benar ada
Mereka mungkin sangat bahagia karena tak perlu jauh2 ke Forks,
di Pekanbaru pun mereka bisa tetep hidup.
tak adaa sinar matahari dan kabut asap terjadi setiap hari.
#halah #inikenapacobanyeritainvampir

Sebenarnyaa aku sudah sangat gerah, dan lelah.
Setiap hari postingan di sosial media hanya seputar kabut asap.
Mungkin banyak sekali yang udah bosan membacanya, mana postingan captionnya panjang kaya curhatan cabe2an yang lagi pataah hati.
Tapi yaudah lah ya,
kalo gak suka ya jangan di baca.

Jadi taadi sore aku sempat liat postingan salah satu teman,

Masih sempat berbagi sebungkus indomie, disela istirahat mengemban tugas berat memadamkan api :'(

Sungguh sangat terharu liat foto itu,
aku pun tau temanku posting foto itu sedang rindu karena kebetulaan Alm. Ayahnya juga seorang anggota TNI.

Langsung terbayang bagaimana sulitnya mereka berjuang di sana memadamkan api yang luasnya ratusan bahkan ribuan hektar.
mereka harus rela masuk ke dalam tanah sedalam 6 meter untuk bisa memadamkan api.
Segitu sulitnya,
dan mereka melakukannya dengan sukarela, demi tugas negara.
Dengan istirahat yang sangat sedikit dan makanan seadanya selama di sana.
 ________________________________________________________________________________

Niaat hati Cuma mengapresiasi kerja TNI dan Para Relawan. Aku posting foto itu ke Instagram.
tak lupa aku tandai mereka yang punya followers banyak,
biar mereka bisa baca dan melihatnya.

Abaikan Komen Jimmy di bawah :p. Fokus ke komen Ibu Ani







*Speechless Gak nyangka yang respon sampai sebanyak itu.
Semacam Reward tertinggi selama jadi pengguna sosial media (:

 
Yang komen dan do'ain juga gak kalah banyak.
Sekarang jadi ngerti kenpa artis atau slebgram jarang balesin komen, notifnya banyak.
Jadi gak tebeca semua dan ada saja yang terlewatkan


Tak lama setelah postingan itu, aku lihat banyak sekali notif yang masuk,
Awalnya aku tak mengetahuinya karena banyak sekali notif foto itu,
Tapi setelah ada komen dari temanku, baru aku lihat di atasnya ada komen Ibu Ani.

Kontan saja aku agak2 salah tingah tak menentu. Ada komen dari Ibu Negara, Istri Mantan Orang No. 1 di Negeri ini,
Ibu Ani Yudhoyono,
Ternyta Ibu Ani sempat membaca dan memberi respon dipostingan itu.

Luar biasa ya,
Cuma hal sederhana,
tapi aku bahagia.
Setidaknya tulisan itu telah dibaca dan direspon oleh Beliau.
Boleh dibilaang itu reward tertinggi setelaah aktif menjadi pengguna sosial media selemaa ini.
*Noraak ya??
biarin ah gak papa,
sesekali kan gak tiap hari :p

Buat aku kebahagiaan kecil seperti itu sudah sangat berarti dan tak terlupakan,
karena setiap orang punya tingkat kebahagiannya masing2.
Jadi sebaiknya kurang2i sifat nyinyirin kebahagiaan orang,
karena sangat tidak baik untuk kesehatan pikiran.
Dan Poin terpenting dari postingan itu,
Jangan pernah berhenti menyebar kebaaikan,
Tunjukkan bentuk kepedulian kita, walau cuma dengan postingan sederhana.
Jadi gak cuma posting hal-hal tentang diri sendiri aja.
Kalau bukan kita, siapa lagi??
Karena cuma kita yang memahami bagaimana rasanya jadi korban kabut asap selama bebrapa bulan ini.

Biar dunia tahu Paara Relawan & TNI berjuang keras mematikan api kebakaran lahan.
semakin banyak kita posting, semakin banyak orang yang taahu, semakin banyak juga yang turut membantu dan mendo’akan.Semoga setelah ini, kabut asap benar2 hilang yaa..
Yuk kita aminkan sama-sama.

Oya terima kasih ibu Ani, telah memberi sedikit kebahagiaan untuk kami para korban kabut asap.
Keep Inspiring Ibu.
Salam Hormat.


 (Special Thank's for Ibu Mantan Istri Orang Nomor 1 Negeri ini - Ibu Ani Yudhoyono)



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar