Alasan Untuk Bersama - Falla Adinda Ibunya Kak Kiko

Pada suatu jaga IGD yang lumayan tenang, seorang teman sejawat menghampiri saya yang sedang duduk menopangkan satu kaki ke tempat duduk satunya. Teman saya menarik bangku plastik bakso, matanya seperti ingin bertanya. Ku benarkan posisi dudukku, seakan mengerti ada hal lumayan rumit yang ingin ia sampaikan..

"Gua udah butuh istri." Ujarnya.
"Lah? Kenapa?" tanyaku tak kalah herannya
"Ya udah pengen diurusin aja. Udah bosen tinggal sendiri, udah bosen bikin makan sendiri. Udah pengen ada yang nemenin aja."
"Yee.. kalau alasannya cuma itu, hire nanny aja. Elah." Jawabku sewot.


...


Alasan untuk bersama.
Mungkin untuk beberapa orang, mengucapkan janji sakral depan Tuhan itu sesimpel dilandasi oleh rasa ingin tak mau lagi sendirian meratapi hidup. Beberapa lainnya mungkin beralasan macam-macam, ada yang karena dituntut keluarga ada juga yang memilih karena memang sudah tak ingin lagi mencari.

Untuk saya, pernikahan itu setinggi-tingginya keputusan manusia. Ada seseorang yang kita putuskan untuk berbagi dosa, bertanggung jawab di akhirat kelak. Jadi orangnya ya ga boleh sembarangan. Menikah bukan hanya perkara ada yang menemani, bukan hanya tentang ada yang ngurusin atau ngelipatkan baju. Menikah adalah tentang hidup bersama, bagaimana 2 orang yang sebelumnya tak ada hubungan darah menjadi muhrim yang dipersatukan atas nama Tuhan.

Pernikahan yang hanya dilandaskan oleh "sudah tidak ingin sendiri" adalah pelecehan kesakralan arti janji depan Tuhan.

Lalu kapan waktu yang tepat untuk menikah?
untuk saya..

menikahlah dengan orang yang diawali oleh rasa jatuh cinta.

Menikah itu hal mudah, bisa dibuat murah malah. Tapi menikah hanya karena ingin atau hanya karena dituntut keluarga lantas mencari siapa saja yang ada? Setidaknya, itu bukan jalan saya.

Pondasi awal pernikahan itu rasa saling cinta, bukan sekedar materi berlimpah. Karena hanya cinta yang bisa membuat manusia bertahan ketika hidup sedang  berat-beratnya. Cinta membuat sepasang manusia tetap tertawa ketika cobaan sedang ramai menghinggapi. Cinta pula yang membuat seks terasa lebih nikmat karena kecup jidat dan tidur berpelukan di akhir senggama.

Ah, pernikahan itu bukan jalan pintas, teman.
Bukan juga sesuatu yang harus dilakukan secepat-cepatnya.
Pernikahan itu proses, akhir dari awal yang baru.
Pernikahan juga bukan tujuan hidup, bukan pula check list kesuksesan.


Bayangkan bila kita menikah tanpa diawali jatuh cinta, apa ga takut di tengah pernikahan mendadak merasakan kupu-kupu dalam perut dan senyum yang melengkung karena orang lain?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments