Orang Tua "Sederhana" yang selalu kubanggakan

Assalam'mualaikum warrahmatullahi wabarakatuh..

Mamak, Bapak, apa kabarnya di Tembilahan???
Semoga selalu sehat yaa,
Rinduuuu sekali rasanyaaa, saking tak terbendungnya rasa rindu ini tadi pas baca artikel tentang orang tua Aku jadi meneteskan air mataa :'(

Aku rindu suasana rumah kita, rumah kita yang sederhana dan selalu hangat penuh cinta. Rindu bercerita dengan Bapak sambil nonton tipi dan makan cemilan yang dibuatkan Mamak. Rindu masakan Mamak yang enak dan selalu istimewa.

Ibuku (Mamak) adalah sosok wanita sederhana yang bahkan tak kenal sosial media. Mamak tak punya handphone. Pernah suatu  hari dibelikan handphone oleh Bapak. Tapi Mamak tidak tertarik menggunakannya, dengan alasan tak ada waktu untuk belajar mengutak atik hape.
Mamak selalu bilang "Mamak tak butuh hape, tak ada waktu untuk main hape, kerjaan rumah sudah banyak, jangan nambah2 kerjaan Mamak. Kalau mau nelpon kan bisa telpon ke Bapak" Hehehe

Jadi sampai sekarang jangan heran kalau liat di phone book hape aku gak ada contact Mamak  atau gak pernah baca sms dari Mamak di hapeku. :')
Mamak sebenarnya tidak terlalu suka bicara di telpon, itu juga yang selalu jadi alasan kuatnya menolak saat kami mencoba membelikannya handphone baru.

Tapi semenjak aku hijrah ke Pekanbaru dan jadi anak kos-kosan, Aku termasuk anak yang rutin bahkan sering sekali telponan sama orang tua. Teman-teman yang pernah se kos dengan ku pasti tau, karena mereka pasti sering melihatku telpon-telponan dengan orang tuaku kapan aja, dimana aja. Kadang mereka heran dan tertawa mendengar logatku saat bercerita ditelpon dengan orang tuaku. Hihihii

Aku jadi salah satu alasan Mamak untuk berbicara lebih banyak di telpon. Walaupun untuk menelpon Mamak aku kadang kesulitan, soalnya kadang di jam kerja Bapak masih di kantor, jadi kalau mau nelpon Mamak harus nunggu Bapak pulang kerja dulu. Untungnya sekarang keponakan ku sudah besar, dan dia sudah bisa berkomunikasi lewat handphone. Jadi hape Mamak sudah dipindahtangankan ke keponakan. Aku jadi lebih gampang untuk berkominikasi, kalau tak bisa menelpon Bapak aku telpon Kakak, atau keponakanku, untuk berbicara sama Mamak. Ribet juga sih dikit, hakhak

Sering sekali terjadi, aku nelpon cuma untuk nelpon "Mamak Mana?"
dialognya  seperti ini saat aku menelpon Bapak
Aku: "Halo Pak, lagi dimana?"
Bapak : "Bapak lagi di jalan, masih di kantor"
Aku : "Mamak mana Pak?"
Bapak : "Mamak di rumah"
Aku : Oh iyalah Pak, nanti ajalah telponnya"
Tak ada balasan dari Bapak, Tutt..Tutt telponnya langsung ditutup..

*saat nelpon Kakak
Aku : "Halo Kak, awak lagi ngape?"
Kakak : "Ni lagi nyucii, ngape Ka?"
Aku : "Oh, Mamak mana Kak?"
Kakak : "Mamak lagi ke Mesjid pegi pengajian"
Aku : "heek, yalah, nanti aja kami telpon kalau Mamak dah balek ke rumah"
Kakak : "Iyalah"
Tutt..tutt.. telpon langsung ditutup.

Kalau nelpon ponakan percuma, dia sekolah dan sering pergi main sama temannya, jadinya gak bawa hape. Lah sama aja kan, Hapenya cuma buat dia sms pas minta jemput pulang sekolah atau main game snake. >,<
Jadinya gak guna kalau mau nelpon Mamak lewat dia. Hahaha

Mamak cuma bisa mengoperasikan handpone jadul, cuma tau tombol untuk mengangkat dan mematikan telpon. Selebihnya Mamak tak mau mencari tau apa-apa tentang handphone. Beda sekali sama anaknya ini yang keranjingan gadget. hehehehe

Ini kenapa jadi malah cerita panjang lebar masalah hape coba?? bukan, bukan in yang tadi mau di tulis.
Aku mau ceritakan kerinduan aku sama Mamak dan Bapak.

Sekarang semenjak kerja, jadwal rutin telponannya diganti setiap abis magrib. Sebisanya aku sempatkan menelpon mereka untuk sekedar nanya "Mamak lagi apa? hari ini Mamak masak apa?"
walaupun hampir dipastikan topik pembicaraan kami seputar hal yang itu-itu saja, sekalipun  aku tak pernah bosan bercerita dengannya. Sekedar memberi tahu keadaanku dan memastikan orang tuaku sehat dan baik-baik saja di sana.

Tidak semua kegalauanku ku ceritakan pada Orang Tuaku. Tentang kegalauan kuliah, kerja dan soal cinta tak semua kubagikan kepada mereka. Bukan karena aku tak dekat dengan mereka, Aku hanya tak ingin mereka mengkhawatirkan keberadaanku di sini. Tapi saat aku ragu dan butuh dukungan, orang tualah yang selalu menguatkan aku.
_________________________________________________________________________________

Pernah suatu hari, Aku Kecelakaan. Tanggal 31 Desember, di hari terakhir tahun 2014. Aku jadi korban tabrak lari saat pulang kerja di Jalan Sudirman. Aku shock, terduduk ditimpa motor varioku yang besar. Buru-buru ku raba kepalaku, Aku sedikit lega, helmku masih ada, artinya kepalaku tak apa-apa. Aku lupa mobil yang menabrak (Entah Rush atau Terios) yang aku ingat warna mobilnya silver plat nomornya BM 1143 NE. Ada beberapa tukang parkir dan Bapak-Bapak yang menolong memarkirkan motorku. Mereka juga menolong aku menyebrang jalan untuk melaporkan kejadian itu ke polisi. Oya, pas jatuh itu juga ada polisi yang melihat dan "Katanya" mau mengejar mobil yang menabrakku. Tapi saat aku melapor ke pos polisi di depan tempatku jatuh, Aku langsung kecewaa. Laporanku hanya dicatat dalam buku besar dihalaman belakangnya. Mereka bahkan tidak menanyakan identitasku, jadi bagaimana aku percaya mereka serius memproses laporanku??? halaaaahhhhhh....
Karena kecewa aku langsung buru-buru pulang, dengan kaki berdarah bekas luka dan berjalan terpincang-pincang. Paha sebelah kiriku sakit, akibat tertimpa motor. Celana ku sobek, lutut berdarah dua-duanya. Kacau sekali keadaanku saat itu. Kalau pacar ku lihat, aku pasti maluuu.. Huhuhuuu
Sepanjang jalan pulang, aku nangis sesegukan. Untungnya pakai helm fullface jadi gak ada yang tau waktu itu aku nangis. Bukan karena sakit, tapi karena aku sedih sekali, saat seperti ini tak ada keluarga tempatku mengadu. Terasa sekali sedihnya tinggal di sini sendiri. Pas sampai kos-kosan aku langsung terbaring di kasur, masih nangis sesegukan. Baru terasa sakitnya luka bekas ditabrak dari belakang. Aku sempat ragu memberi kabar ke orang tuaku. Aku takut mereka sedih, toh mereka juga jauh, tak bisa menolongku di sini. Tapi sebagai anak bungsu yang manja tetap aja sisi egois itu ada. Ku beritahu orang tua ku.

Aku : "Hallo Mak" *dengan suara serak abis nangis
Kebetulan yang ngangkat telpon Mamak
Mamak : "Iya Ka, dah balek kerja ya?" *Suara Mamak renyah di telpon
Aku : "Iya Mak, udah. Tadi pas balek kerja Rika ditabrak mobil Mak, mobilnya langsung lari."
Mamak : "Astagfirullahhhh.... Ngape sampai ditabrak Ka?" *nada suara Mamak langsung berubah lemas
Aku : "Tak tau juga Mak, tadi pas di jalan tiba-tiba ditabrak dari belakang"
Mamak : "Terus sekarang macam mana? Luka ya? Rika dimana?"
Aku : "Ini udah di kos Mak, Tak papa lah Mak, lecet aja sikit, lutut luka, tapi tak papa, motor juga amanlah"
Mamak : "Iyalah kalau gitu istirahat aja ya, Nanti minta teman antarkan ke apotik ya nanti beli obat, jangan lupa juga bawa ke tukang urut, takutnya tekilir nanti tambah sakit."
Masih banyak lagi pesan Mamak, cuma sebagian itu yang ku ingat.
Buru-buru ku akhiri pembicaraan.
Aku : "Iya Mak, Rika tak apa-apa. Ini mau istirahat dulu ya, Nanti Ka telpon lagi."
Mamak : "Istirahat ya Ka, baik-baik di sana" *Suara Mamak lirih nahan tangis
Aku tahu Mamak menagis. Beberapa kali aku bilang aku tak apa-apa untuk meyakinkan aku baik-baik aja. Tapi tetap aja naluri orang tua tak bisa berbohong. Setelah aku tutup telpon, Abang ku langsung menelpon dan memastikan keadaanku. Saking paniknya adek satu-satunya ini kenapa-napa Abang bilang mau langsung berangkat ke Pekanbaru. Karena Mamak Bapak khawatir tak ada yang mengurusku.
Malamnya mereka (Bapak, Mamak, Abang, Kakak, Keponakan) langsung berangkat ke Pekanbaru.

Aku tau mereka sangat menyayangiku, sebab itu aku tak ingin mereka tau kesedihanku. Cukuplah hal-hal membahagiakan yang akan ku ceritakan kepada mereka.

Tu kan malah jadi curhat,
kepanjangan. -__-
__________________________________________________________________________________

Masakan Mamak selalu sukses membuat aku rindu. Beliau ahli memasak makanan kesuakaanku, *pastinyaaa, semua Ibu juga gitu. :) Aku suka soto ayam, ikan teri keripik ubi samba lado, gulai asam pedas ikan senangin, sambal goreng udang galah, kepiting masak kecap, sambal goreng hati 3T (telur puyuh, tahu, tempe) dan telur ceplok pake irisan bawang buatan Mamak. aaaaakkkkkk *IlerNetess

Dulu aku jarang sekali memuji masakannya, bahkan aku terlalu pemilih soal makanan, lebih sering jajan di luar dari pada makan masakan yang sudah susah payah mamak buatkan untukku. Tapi itu dulu. Sekarang setiap ada kesempatan, aku selalu minta Mamak kirim masakan buatannya untukku. Hihiii *AnakKosPerbaikanGizi

Aku tau, sekarang waktuku tak terlalu banyak dihabiskan bersama mereka. Aku hanya tak ingin menyianiyakan waktu yang tak terbeli ini, Karena aku tak tau sampai kapan aku masih bisa mendengar suara mereka dan menghabiskan waktu bersama mereka di sana.

Mamak Bapak sehat sehat ya,
Aku selalu berusaha membahagiakan kalian, bekerja untuk bisa memberikan yang terbaik buat kalian, semoga rejekiku diberkahi, supaya nanti aku bisa lebih sering membawa Mamak dan Bapak ke sini.

Karena di dunia tak ada yang lebih berharga dari orang tua dan keluarga, kalau gak ada mereka, kita pun tak akan ada di dunia. Aku bangga lahir ke dunia sebagai anak Bapak dan Mamak. Aku Sayang mereka karena Allah Ta'ala.

Dari Anak Bungsu yang manja tapi selalu tegar tinggal jauh di rantau sendirian, sebab Aku punya kalian dan tak pernah merasa kesepian. Aku Rinduuuuuu..... Nduuuuu..... Duuuuuu *suaranya bergema..

Wassalam'mualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments